Sepuluh Karakteristik Pemimpin Yang Melayani


SEPULUH KARAKTER DARI PEMIMPIN YANG MELAYANI

Dalam upayah untuk menjelaskan kepemimpinan yang malayani bagi praktisi, Spears (2002) yang mengidentifikasi 10 karakteristik dalam tulisan Greenleaf yang menjadi inti dari pengembangan kepemimpinan yang melayani. Secara bersama, karakteristik ini mengandung model atau konsep pertama dari kepemimpinan yang melayani.

1. Mendengarkan. Komunikasi antara pemimpin dan pengikut adalah proses interaktif yang mencakup mengirim dan menerima pesan (yaitu berbicara dan mendengarkan). Pemimpin melayani berkomunikasi dengan mendengarkan dulu. Mereka mengakui bahwa mendengarkan adalah hal yang dapat dipelajari, termasuk terbuka dengan apa yang orang lain katakana. Lewat mendengarkan, pemimpin yang melayani mengakui sudut pandang pengikut dan membenarkan perspektif ini.

2. Empati. Empati adalah “berdiri di dalam sepatu” orang lain dan berupaya untuk melihat dunia dari sudut pandang orang lain. Pemimpin yang melayani menunjukan bhwa mereka benar-benar memahami apa yang dipikirkan dan dirasakan pegikut. Ketika pemimpin yang melayani menunjukan empati, hal itu menenagkan dan meyakinkan pengikut. Hal itu membuat pengikut merasa unik.

3. Menyembuhkan. Menyembuhkan berarti membuat sehat. Pemimpin yang melayani peduli dengan kesehatan pribadi pengikutnya. Mereka mendukung pengikut dengan membantu mereka mengatasi masalah pribasi. Greenleaf menyatakan bahwa proses penyembuhan adalah jalan dua arah : dengan membantu pengikut menjadi sehat, pemimpin yang melayani itu sendiri menjadi sembuh.

4. Perhatian. Bagi Geenleaf, perhatian adalah kualitas dalam diri pemimpin yang melayani yang membuat mereka cepat beradaptasi dan peke terhadap lingkungan fisik, sosial, dan politis. Hal itu mencakup pemahaman akan diri sendiri dan dampak yang dimiliki seseorang terhadap orang lain. Dengan perhatian, pemimpin yang melayani mampu untuk melangkah ke samping dan melihat diri mereka sendiri serta sudut pandang mereka sendiri, dalam konteks situasi yang lebih besar.

5. persuasi. Persuasi adalah komunikasi yang jelas dan ulet yang meyakinkan orang lain untuk berubah. Sebagai lawan dari paksaan, yang memanfaatkan otoritas posisi untuk memaksa kepatuhan, persuasi menciptakn perubahan dengan menggunakan argument nonpenilaian yang lembut. Menurut Spears (2002), penekanan Greenleaf pada persuasi atas paksaan mungkin terkait dengan hubungan yang berniali dengan Religious Society of Friends (Quakers).

6. konseptualisasi. Konseptualisasi merujuk pada kemampuan individu untuk menjadi orang yang berpandangan jauh ke depan bagi suatu organisasi, dan member pemahan yang jelas kan tujuan dan arah. Karakteristik ini melebihi pemikiran operasional berhari-hari untuk berfokus pada “gambaran besar”. Konseptualisasi juga melengkapi pemimpin yang melayani guna merespon masalah-masalah organisasi yang kompleks dalam cara yang kreatif, sehingga memungkinkan mereka untuk menghadapi kompleksitas organisasi dalam hubungannya dengan tujuan jangka penjang.

7. Peramalan. Peramalan meliputi kemampuan pemimpin yang melayani untuk mengetahui masa depan. Ini adalah kemampuan untuk menduga hal apa yang akan terjadi berdasarkan pada apa yang terjadi di masa sekarng dan apa yang terjadi di masa lampau. Bagi Greenleaf, peramalan memiliki dimensi etis karena dia percaya pemimpin seharusnya bertanggungjawab untuk segala kegagalan, guna mengantisipasi apa yang secara masuk akal dapat diramalkan dan bertindak atas pemahaman itu.

8. Tugas untuk mengurus. Tugas untuk mengurus itu adalah tentang memiliki tanggungjawab untuk peran yang dipercayakan kepada pemimpin. Pemimpin yang melayani menerima tanggungjawab untuk mengelola secara hati-hati orang dan organisasi yang meraka pmpin. Selain itu, mereka mempercayaiorganisasi untuk kebaikan masyarakat yang lebih besar.

9. Komitmen untuk pertumbuhan orang-orang. Konsep Greenleaf tentang kepemimpinan yang melayani menempatkan suatu nilai ekstra pada memperlakukan setiap karyawan sebagi orang yang unik dengan niilai intristik yang lebih, dari kontribusi mereka untuk organisasi. Pemimpin yang melayani memiliki komitmen untuk membantu setiap orang di dalm organisasi agar bisa tumbuh, baik secara pribadi maupun professional. Komitmen isa memiliki banyak bentuk, termasuk menyediakan bagi pengikut peluang pengembangan karier, membantu mereka mengembangkan keterampilan kerja baru, menghilangkan kepentingan pribadi dalam ide mereka, serta melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan (Spears, 2002).

10. Membangun komunitas. Kepemimpinan yang melayani memperkuat perkembangan komnitas. Suatu komunitas adalah kumpulan individu yang memiliki kepentingan serta upaya bersama dan merasakan kesatuan serta keterkaitan. Komunitas memungkinkan pengikut untuk memihak sesuatu yang lebih besar dari diri mereka yang mereka hargai. Pemimpin yang melayani membangun komunitas untuk menyediakan tempat di mana orang bisa merasa aman dan terhubung dengan orang lain, tetapi tetap diperkenankan untuk mengapresiasikan individualitas mereka.

Sepuluh karakteristik kepemimpinan yang melayani menggambarkan karya penting Greenleaf tentang pelayan sebagai pemimpin. Mereka member lensa kreatif yang mereka gunakan untuk melihat kompleksitas kepemimpinan yang melayani.

Belum ada Komentar untuk "Sepuluh Karakteristik Pemimpin Yang Melayani"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel