Pengertian Teori Menurut Para Ahli dan Umum
Teori adalah asumsi dasar yang
digunakan untuk membuktikan penelitian ilmiah, sebagai prinsip umum yang
menjadi rujukan para ilmuwan dalam menentukan kebenaran ilmiah.
Teori berasal dari bahasa latin, theoria yang berarti perenungan, dan berasal dari kata thea (Bahasa Yunani) yang artinya
realitas. Teori merupakan bangunan berpikir sistematis, logis, empiris, dan
simbolis.
Menurut Neuman, teori adalah
sistem yang disusun oleh berbagai abstraksi yang berinterkoneksi satu dan
lainnya atau berbagai ide yang memadatkan dan mengorganisasikan pengetahuan. Teori
dibangun dan dikembangkan melalui penelitian untuk meggambarkan dan menjelaskan
fenomen tertentu.
Baca Juga : Jasa Pengerjaan Tugas Murah dan Terbaik
Pengertian teori menurut Marx dan
Goodson adalah aturan yang menjelaskan proposisi atau seperangkat proposisi
yang berkaitan dengan beberapa fenomena alamiah dan terdiri atas representasi
simbolik dari (1) hubungan-hubungan yang dapat diamati di antara
kejadian-kejadian (yang diukur); (2) mekanisme atau struktur yang diduga
mendasari hubungan-hubungan demikian; (3) hubungan-hubungan yang disimpulkan
serta mekanisme dasar yang dimaksudkan untuk data dan yang diamati tanpa adanya
manifestasi hubungan empiris apa pun secara langsung.
Fungsi dari teori ada empat,
yaitu :
1.
Menyistematiskan penemuan-penemuan penelitian;
2.
Menjadi pendorong untuk menyusun hipotesis dan
dengan hipotesis membimbing peneliti mencari jawaban-jawaban;
3.
Membuat ramalan atas dasar penemuan;
4.
Menyajikan penjelasan, dan dalam hal ini, untuk
menjawab pertanyaan “mengapa”.
Menurut Malcolm Waters, teori
meliputi semua perangkat pernyataan yang sisusun dengan sengaja yang memenuhi
kriteria berikut.
1.
Pernyataan bastrak yang dipisahkan dari
praktik-praktik sosial, melalui pengembangan konsep teknis yang hanya digunakan
dalam komunitas tertentu.
2.
Pernyataan tematis argumentatis. Tematsi, yaitu
diungkapkan melalui seperangkat
pernyataan yang menjadikan pernyataan itu koheren dan kuat. Adapun argumentatis,
artinya teori sebagai jawaban setiap masalah yang muncul di tengah-tengah
kehidupan.
3.
Pernyataan yang bersifat teoritis harus konsisten
dan logis atau rasional. Pernyataan-pernyataan itu tidak boleh saling dikotomis
satu dan lainnya, dan dapat ditarik kesimpulan yang integral.
4.
Pernyataan teoritis yang harus dijelaskan. Teori
harus mengungkapkan satu tesis atau argumentasi tentang fenomena tertentu yang
dapat menerangkan bentuk subtansi atau eksistensinya.
5.
Pernyataan yang general dan dapat digunakan
untuk menerangkan fenomena.
6.
Pernyataan yang independen, artinya berdiri
sendiri atau netral.
7.
Pernyataan yang secara substantif dan valid. Konsisten
antara kenyataan fenomenologis dan indikator-indikatornya.
Dalam ilmu sosial, teori adalah
seperangkat proposisi yang terintegrasi secara sintesis, terdiri atas susunan
kata atau bahasa yang berfungsi sebagai proposisi yang rasional. Pernyataan tersebut
harus didasarkan atas data yang diamati. Teori berfungsi prediktif dan
menjelaskan fenomena.
Dalam filsafat, teori berupa
argumen logis, kritis, dan spekulatif, sedangkan dalam sains, teori sebagai
alat eksplanatif, alat prediktif, dan
alat pengontrol. Teori sebagai alat eksplanasi, yaitu alat yang
menjelaskan fenomena yang diamati. Realitas
yang disaksikan dapat dijelaskan oleh teori, misalnya teori yang menjelaskan bahwa setiap
tindakan manusia didorong oleh kebutuhan. Untuk menjelaskan pernyataan ini,
salah satunya digunakan “Teori Kebutuhan” yang dirumuskan oleh Abraham Maslow. Sains
merupakan sistem eksplanasi yang paling dapat diandalkan dibandingkan sistem
lain dalam memahami masa lampau dan masa sekarang.
Teori sebagai alat peramal, yaitu
memprediksi gejala-gejala tertentu dan menggambarkan munculnya gejala
berikutnya. Misalnya, teori ekonomi tentang permintaan dan penawaran yang
menyebutkan bahwa “jika jumlah barang banyak, permintaan sedikit, harga akan
turun. Sebaliknya, jika jumlah barang sedikit, permintaan banyak, harga akan
naik.” Pernyataan tersebut bukan hanya bersifat eksplanatif, melainkan
sekaligus bersifat prediktif.
Menurut Glaser dan Stauruss (grounded theory), ada dua bentuk
penyajian teori. Pertama, penyajian seperangkat proposisi, yaitu menggunakan
prespektif tunggal. Kedua, bentuk diskusi, artinya terdapat pengertian ganda
atau pengertian yang bertentangan pada saat akan menggunakan tinjauan.
Secara kuantitatif, teori terdiri
atas :
1.
Teori subtantif yang diuji pada situasi tertentu
ketika teori itu dikembangkan untuk keperluan subtantif atau empiris dalam ilmu
pengetahuan;
2.
Teori formal (bersifat middle range philosophis theory), yaitu untuk keperluan formal yang
disusun secara konseptual dalam ilmu pengetahuan untuk memudahkan pengujian
empiris.
Belum ada Komentar untuk "Pengertian Teori Menurut Para Ahli dan Umum"
Posting Komentar